Selasa, 22 Maret 2011

Listen to The Traveltune

Nah setelah ngomongin travelmate, marilah kita menyinggung traveltune! Yeay, saya adalah pecinta musik. Everyday is my music day. Including ketika saya melakukan perjalanan. Sebuah mp3 player Creative yang jelas-jelas bukan punya saya, sudah menemani telinga saya hingga kemana-mana (haha! maksudnya ya di Jawa-Jawa situ aja sih). Ngga tau rasanya kurang afdol kalau ngga bawa benda kecil hitam itu turut serta ketika traveling.

Yang sebenarnya saya maksud traveltune di sini bukan lagu tentang perjalanan lho ya. Saya lebih suka mendefinisikan traveltune sebagai lagu yang akan mengingatkan saya pada sebuah destinasi. Ini ga harus dari playlist dalam mp3 aja sih. Kadang bisa bersumber dari pengamen yang kita temui di jalan, dari lagu-lagu absurd yang diputar oleh kondektur bus, dan sebagainya.

Em... contohnya nih, salah satu traveltune yang memorable adalah lagu band Domino yang apalah itu judulnya saya kurang tahu. Pokoknya ada lirik, "aku terperangkaaaap, di antara dua hati, mencintaimu, mencintaimu..."

Lagu ini menjadi 'berkesan' karena mengingatkan saya saat berada di atas KLM Wahyu Akbar, yang kemudian kita sebut sebagai The Rodeo Boat, saat melintas perairan Madura selama 3 jam demi mencapai sebuah pulau kecil penuh sapi bernama Sapudi.

Naik rodeo boat bukanlah pengalaman yang ingin saya ulang. Kapal kayu kecil berkapasitas 50an penumpang sedang beradu perang memecah ombak yang sedang tinggi-tingginya. Kanan kiri merapal doa. Anak kecil mabuk laut, dan seorang ibu gemuk heboh bertakbir keras-keras. Bahkan wanita dewasa di belakang saya beberapa kali tampak menangis. Saya panik dalam diam. Itu adalah tiga jam terlama dalam hidup saya. Saya sebal bukan main karena ngga bisa tidur dan harus mengatur tubuh saya yang melorot naik turun digoyang kapal, mendengar teriakan ibu gemuk tadi, melihat anak kecil muntah dan merasakan mesin kapal yang berkali-kali mati. Tidak terlihat daratan saat itu. Hanya gambaran langit dan laut biru gelap yang berganti-ganti secara kilat dari balik pintu kapal.

Di saat-saat tidak menyenangkan itu, sebuah handphone qwerty milik seorang penumpang, berdering keras memainkan lagu Domino. Suaranya pecah dan mengganggu telinga saya. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Saya sedang tidak ingin mendengar lagu apa-apa saat itu, saya cuman ingin segera keluar dari rodeo boat ini. Maka sodara, silahkan ganti lirik 'di antara dua hati' tadi menjadi 'di antara hidup mati'.

Selama ini sih saya beranggapan bahwa dengan mendengarkan traveltune tertentu bisa membantu proses penulisan sebuah catatan perjalanan. Biar emosinya itu bisa dapet gitu ya. Bikin jari kita kesurupan di atas tuts keyboard sambil mendengarkan lagu itu berulang-ulang. Err... sebenarnya ngga harus gitu juga sih, tapiii... itulah yang saya lakukan untuk memperlancar mood menulis. Siapa bilang menulis itu gampang? Apalagi untuk orang 'berbau obat' seperti saya yang dulunya cuman rajin nulis laporan praktikum di dalam berbagai laboratorium kampus.

Tapi apapun itu gunanya, bagi saya traveltune itu semacam dokumentasi juga. Sebuah melodi yang ketika didengar, mampu melemparkan imaji pada memori yang terjadi dalam perjalanan menuju sebuah destinasi. Dari satu memori, lalu menjalar mengingat peristiwa yang lain. Entah itu pada teman-teman yang baru kita kenal, makanan asing yang baru kita rasakan, suasana rumah tempat kita menumpang tidur dan mandi, daaan sebagainya.

Marilah saya ceritakan satu traveltune lagi yang masih fresh from the oven. While My Guitar Gently Weeps, lagu lawas milik The Beatles yang kemudian dinyanyikan ulang oleh Santana bareng India Arie. Lagu ini adalah traveltune saya ketika di Baluran beberapa minggu yang lalu. Sebelum ke Baluran saya belum pernah mendengarnya, meski untuk versi yang lawas sekalipun.

Maka di sebuah kantor kecil nan berantakan, yang malam itu tampak dikuasai oleh seorang petugas pengendali ekosistem hutan bernama Swiss Winasis, adalah pertama kalinya saya mendengar lagu ini diputar berrrrulang-ulang. Kala itu, saya memaksakan diri untuk tidur di sebuah sofa setelah dijejali berbagai cerita horor oleh Mas Swiss, yang tragisnya, terjadi di seputar kantor tempat saya akan menghabiskan malam. Heuhuhu... Saya sebal sekaligus merinding bukan main. Langsung memasang mp3 player di kuping dan (pura-pura) tidur. Padahal masih ada satu cerita puncak yang kepengen buanget dia ceritakan katanya. Grrrr... Ngga minat! Akhirnya dia menyerah, dan kembali pada laptop dan sebotol temulawaknya, yang semula saya kira minuman keras karena warnanya mirip, haha.. Ditemani oleh istri terbarunya, Mbak Ismi, Mas Swiss mengerjakan tugas kantor sambil terus-menerus memutar lagu Santana ini, sampai saya hapal nadanya dalam beberapa jam saja.

Yaudah jadinya sekarang kalau saya ngedengerin lagu While My Guitar Gently Weeps ini langsung keinget suasana kantor PEH Baluran dan dua teman baru saya itu. Kapan-kapan kudu nulis chapter tentang a lovely wildlife couple, Mbak Ismi dan Mas Swiss di blog ini. Yes! Semoga ngga dibaca sama mereka nanti, haha!

Oke deh sekian dulu tulisan saya yang ngga mutu ini, kalau terus-terusan ngomongin traveltune ya bisa panjang dan sudah pasti bakal ngebosenin. Jangan remehkan tiap nada yang Anda dengar selama perjalanan, karena itu bisa menjadi automatically reminder yang mungkin suatu hari berguna. And I believe that every journey has its own song. Yah kecuali Anda pelupa berat dan kurang peka sama bunyi-bunyian. Oke, selamat mendengarkan traveltunes favorit! Selamat bernostalgia kembali.

:)


8 komentar:

  1. stop this train - john mayer


    favorit banget kalo lagi di kereta mbak...

    BalasHapus
  2. @hilmy: bagus, seleramu keren, anak muda hehe.. me too love john mayer!

    BalasHapus
  3. kok kayak ono sing ngrasani aku?
    pantes kupingku benginging... :D

    BalasHapus
  4. Weh Hilmy juga suka ndengerin Stop The Train! Sip!

    BalasHapus
  5. @kebogiraz: aaargghh ketauan Santana!!
    @travel: yang sip john mayer-nya hehe

    BalasHapus
  6. aku juga suka mbak kalo bepergian *waloupun cuman ke kampus sekalipun* ngedengerin lagu2 dari ipod ato hape. kalo pas melancong ya gitu. diisi batere full sebelum berangkat trus duduk di pinggir jendela *spot favorit* sambil nyetel musik. ajiibbbbb :D

    BalasHapus
  7. Phantom Planet asik bwt dijalan mba.. hehe

    BalasHapus