Sabtu, 28 Agustus 2010

Unpredictable Tears


Semalam, acara farewell party (mmm... bukan party yang gimana-gimana sih... tepatnya acara kumpul-kumpul sederhana saja...) temen-temen kuliah, di tutup dengan saling bersalaman satu sama lain. Entah kenapa, temen-temen cewe banyak yang nangis. Bukannya saya ngga peka ato gimana, tapi saya sih pengennya menutup semua ini dengan ketawa-ketawa bahagia. Saling hina-dina kayak biasa. Gila-gilaan kayak biasa.

Nah, tibalah saatnya saya berhadapan dengan makhluk keji-kejam-gokskil-ngga tahu diri- Giftania Wardhani Sujarwo... Saya lihat matanya udah merah, soflen warna cokelatnya udah ngga keliatan lagi... lalu saya bilang, "Udah... ngga usa nangis... acara kayak gini harusnya kita seneng-seneng aja..."

Kami bersalaman, lalu berpelukan... dan tiba-tiba tangisannya terdengar menjadi-jadi. Dalam waktu sepersekian detik tangisan saya keluar ngga mau kompromi. Speechless.

Saya ngga bisa denger si Gifta bilang apa, karena saya terlalu sibuk mengontrol air mata biar ngga kayak hujan badai ini. Dan Gifta juga ngga jelas ngomongnya karena ketutup dengan suara tangisannya sendiri.

Ya Tuhan. Sumpah saya heran dengan diri saya sendiri. Kalopun saya harus nangis-nangisan mungkin ngga saat mengucap salam perpisahan dengan seorang Gifta. Hahaa.... Menilik kegiatan yang sering kita lakukan hanyalah hangout rutin di TP, nggosip depan kosan saya atau sms-an ngga penting.

Selepas itu, saya mengancam dia dengan kejam, "Nyah, kamu uda bikin aku nangis kayak gini, kudu tanggung jawab, kalo kamu jadi S2 di Aussie, kamu kudu nampung aku pas aku liburan ke sana. Ngga pake alasan wes."

Gifta ngangguk-ngangguk sambil mengusap wajahnya yang udah memerah kayak kepiting yang tadi kita makan. Hilang sudah tuh make up-nya.

"Jangan lupa sama aku, Pyud," ucapnya. Aih, mata saya panas kembali, air mata yang tadi aja belom mau berhenti... dan sebelum terjadi hal-hal gila lagi, saya segera beralih mengucapkan salam perpisahan pada teman yang lain.

Hahahaa... Very nice moment, Gift! Maaf belom sempet motret kamu dengan baik dan benar menggunakan kamera Diana saya yang awal-awalnya mayak itu. Sekarang saya udah agak pinter kok makenya. Ada 4 roll nganggur yang belom digunain, maka biarlah saya lunasi hutang saya dulu sebelum kita pisah beneran. Ih, sedih nulisnya. Oiya... handout kuliah industriku balikiiiin, Paaaakkk :p

Jumat, 27 Agustus 2010

About Me From The Koncopleks


Dari puluhan testimoni yang terangkum dalam sebuah buku sederhana kenang-kenangan dari teman-teman kuliah saya, saya memilih dua testimoni ini sebagai bahan refleksi diri, karena saya cukup tertohok membacanya.

Yah... semoga saya ngga cuek lagi dengan lingkungan sekitar. Tapi sungguh saya ngga pernah berniat menyibukkan diri dengan hal-hal yang dinamakan 'dunia saya' itu. Kadang memang saya hanya ingin melakukan sesuatu yang benar-benar saya suka. Males ngurusin yang lain, yang jelas-jelas bukan-saya-banget. Tapi, setelah membaca testimoni ini, saya jadi mikir, mungkin sedikit banyak saya harus ngalah. Ngga boleh egois. Harus lebih 'melihat' orang-orang di lingkungan saya.

Testimoni ini mengingatkan beberapa kejadian ngga enak ketika saya magang di Semarang. Kala itu saya punya jadwal rapi tentang weekend-ini-harus-kemana. Pikiran saya cuman satu. Di Semarang dua bulan ngga boleh disia-siain dengan tiduran di kasur aja tiap hari Minggu. Saya pikir, saya berhak bersama dengan dunia saya sendiri selama dua hari setelah lima hari sebelumnya sibuk mengerjakan tugas-tugas magang untuk kantor orang lain.

Tapi, ternyata apa yang saya pikirkan berbeda dengan apa yang dilihat oleh beberapa teman saya. Mereka jadi sensi ngeliat saya keluyuran tiap weekend. Ngga pulang ke kosan. Langsung ciao ke Tembalang naik angkot sepulang kerja Jumat sore, atau tiba-tiba udah di Cangkringan-Jogja, atau ke Solo untuk sekedar ketemu teman-teman lain sesama penikmat traveling.

Tiap Jumat menjelang, mereka dengan sadisnya nanya, "Mo kemana lagi besok?"

Yap. Semakin parah ketika suatu masa saya libur, temen saya lembur. Ah, masa saya harus pura-pura ikutan lembur, sementara ngga ada yang perlu dilemburkan. Serba salah dan sakit hati rasanya menghadapi sentimenisasi itu. Tapi saya cuek. Paling ngga, saya berusaha memperlihatkan kalo saya baik-baik saja dan tugas magang saya ngga terganggu akibat kesibukan saya -yang mungkin dianggap buang-buang uang dan ngga jelas tujuannya itu- di akhir minggu. Padahal saya sungguh sedang ngga baik-baik saja... Nyesek dibegituin :(

there's always a little emotion behind every "I don't care"

Dan hari ini, testimoni ini datang dari teman-teman yang sama sekali ngga ada hubungannya dengan kejadian di Semarang... Mungkin, saya ini memang beneran cuek dan maunya sendiri kali ya? Mungkin saya harus bisa belajar berkomunikasi dengan baik. Agar orang lain tahu, saya benar-benar ngga berniat sibuk sendiri dengan dunia saya.

Terima kasih Lintang, untuk bagian 'cari jodoh'nya juga :p
Terima kasih Nisa, model hurufmu sungguh mirip Arial 14 :p



Kasodo At a Glance

Cuman pengen membandingkan pemandangan sekilas Bromo di saat Kasodo dengan hari biasa :)

Agustus 2010-Kasodo


Juli 2008 - Normal Day :)

Rabu, 18 Agustus 2010

Pictures With a Dreamy Feel

Siang itu sangat terik, matahari sangat asik, dan kami berempat iseng-iseng berhadiah jalan ke sebuah pantai cantik di pinggiran kota Jember.

Gambar di atas ini diambil oleh temen saya, si Ayos. Katanya mo bikin efek toycam. Dan karena saya sangat suka sama kamera mainan, maka menurut saya, hasil jepretan ini sangat ciamik soro!! Good job, I like it! Muka si model jadi keliatan agak ghostly saking silaunya cahaya matahari. Em, foto yang ini cuman saya edit warnanya aja, saya jadiin BW.

Nah, karena itulah, saya yang biasanya kalo motret sering overexposure en suka backlight (heheee), iseng-iseng ngedit beberapa foto itu, biar ngga kebuang percuma karena salah cara pengambilannya :p Semakin dramatis cahaya backgroundnya, semakin ngga keliatan muka si model, maka saya semakin menggilainya :D




PS: 1. Bandeenk di Papuma; 2. Ayos di atas Rodeo Boat; 3. Cece di THR; 4. Rina di rumah saya

Selasa, 03 Agustus 2010

Thanks, The Adams!!

So, terima kasih banyak telah menemani saya menjelang sidang semalaman. Saya ngga bisa berhenti ikutan nyanyi tiap lagu 'Gelisah' kalian mampir di kuping saya. Lagu yang lucu, beat-nya enak, dan cocok untuk suasana hati saya. Cuman bedanya, kalian gelisah karena si pacar ngga bales sms, sedangkan saya, gelisah karena besok (baca: pagi tadi) harus melaksanakan ibadah sidang akhir profesi. :)