Rabu, 30 Mei 2012

My Very First Media Trip

Jadi ceritanya seminggu yang lalu saya baru pulang dari media trip. Istilah ini pasti sangat familiar buat mereka yang bekerja di industri media informasi. Media trip ini ajang berkumpulnya beberapa orang yang berasal dari media cetak atau televisi untuk satu penugasan yang sama. Dan ya, media trip ini sifatnya selalu free. Dan bahkan tidak menutup kemungkinan juga ada uang saku. :)

Media trip saya ini juga ngga sengaja sih. Awalnya karena keberuntungan menang sayembara nulis dari panitia Festival Teluk Jailolo. Kemudian setelah beberapa kali ditelfon oleh Idea Production, EO yang mengurus festival ini, saya diberitahu akan bergabung dengan rombongan media. Well, bersyukur sih, karena at least saya ngga perlu sendirian kemana-mana. Hahaha. I was not in the mood to traveled alone. 

So, jadilah saya mengalami media trip untuk pertama kali. Yang jelas, ketika di bandara Soekarno Hatta, saya sendirian celingukan di boarding room. Karena emang ngga kenal siapa-siapa kecuali beberapa orang Idea Production yang merokok di luar. Yaudah deh, saya mbojo aja malem itu, minta ditemenin via sms sama si pacar. 

The horrible thing, adalah penerbangan malam itu dijadwalkan pukul 01.30 WIB. Yes, dini hari. Baru pertama kali itu pula saya terbang dalam jam yang senormalnya orang tidur. Maka, ngga ada yang menarik bagi saya kecuali ingin rebahan. Terlebih ketika pesawat delayed satu jam. Mamaaa... 

Sebenarnya saya sudah dibangku yang tepat. Ada beberapa orang baru tiba, salah satunya sering saya lihat lewat televisi. Dan memang ternyata itu adalah sebagian dari rombongan media undangan dari Idea. Tapi sungguh, saya sedang tidak minat berhaha-hihi. Sok kenal sok akrab. Saya cuman NGANTUK. Hingga perempuan di samping saya akhirnya mengajak bicara. Dari situ saya tahu, bahwa dia juga bagian dari undangan media cetak.

Pesawat akhirnya terbang juga sekitar pukul 3 pagi. Dan tidak pernah saya merasakan pengalaman terbang sengeri itu. Bukaaan... bukan karena turbulensi atau guncangan lainnya. Tapi, DINGIN! MasyaAllah badan saya menggigil ngga terkendali. Beruntung sebelum flight saya memutuskan untuk mengenakan kaos kaki, dan mengambil selembar syal batik pendek. Dua benda ini, bisa jadi adalah penyelamat saya selama di pesawat. 

Tapi the best thing yang saya rasakan adalah ketika terbang dalam keadaan gelap gulita, maka ketika terbangun 3,5 jam kemudian, matahari sudah bersinar dimana-mana dibalik kaca jendela. Ah, biasa aja ya? Hehe, tapi saya amazed gitu... Dan semua penumpang mengeluh kedinginan! Aye! Saya ngga sendiri.

Setelah turun dari si burung besi, barulah saya berkesempatan untuk berkenalan dengan beberapa orang. Salah seorang dari mereka juga diutus seorang diri. Ada Elsara dari Wego Indonesia, yang kebetulan ternyata kami sudah kenal lewat kerja sama travel video antara Hifatlobrain dan Wego. Lalu ada Dela dari majalah Venue yang entah kenapa jam di BB-nya selalu salah. Kadang lebih satu jam, kadang kurang dari satu jam. 

Oh iya, satu lagi, the amazing thing, ini adalah perjalanan saya merambah Waktu Indonesia Timur untuk pertama kalinya. Hehehe, lebay ya. Biarin.

Selain mereka berdua, ada Kang Endang dan Mas Irsyad dari Airport TV, lalu Bang Very dari majalah Liburan. Beberapa orang dari Media Indonesia dan MetroTV, yang tadi saya sebut pernah lihat di TV ternyata Marischa Prudence, eh ngga tau ini nulisnya bener apa ngga. Hahaha, pokoknya doi adiknya Chantal Delaconchetta, halah ini juga ngga tau spellingnya kayak gimana... :))

Enaknya media trip, ternyata semua fasilitas yang mendukung dengan konten berita pasti disediakan oleh pihak penyelenggara. Saya ngga perlu pusing nginep di mana, cari makan di mana, dan bahkan transportasi plus sopir pun sudah lengkap disediakan. Hahaha! Ngga perlu basa-basi terlalu lama untuk menemukan chemistry. Mungkin kalo ngga ada mereka ini, trip saya ke Jailolo bakal ngebosenin. 

Tapiii, apapun pasti ada ngga enaknya. Media trip ini semuanya sudah diatur sedemikian rupa. Jadwal yang disusun juga alamakjang padetnya. Belum tentu, bisa jalan dan melakukan eksplorasi sendiri. Tapi yah, itu tadi, saya lagi ngga mood jalan sendiri. Lagian, seneng aja, akhirnya bisa ngerasain media trip. Berasa jurnalis beneran deh yaaa... Hehehe...

Modus Manja Team... Dan foto low res banget dari Bang Very :)
Thank you yaaa, Elsara, Dela, Bang Very, Bang Endang, Mas Irsyad dan Mbak Euis. Semoga kapan-kapan ketemu di media trip asik lagi :)

Ngga Pake Judul

Ketika sedang tidak tahu hendak menulis apa, saya selalu berkunjung ke blog Mbak Ririn (@bu_konjen). Seperti malam ini, saya sudah berulang kali log in di blogger, tapi tak kunjung menulis apapun. Saya sudah bosan dengan menulis perjalanan. Hahaha, that's true. Ternyata saya juga mengalami sindrom malas-membawa-pulang-pekerjaan-ke-rumah. 

Ketika pekerjaan saya mengharuskan paling tidak menulis sebanyak 2000 kata, maka saya sudah sangat malas untuk mengulangnya lewat blog pribadi. Palingan di-posting di blog wordpress yang mdmang saya buat demi menampung portfolio. 

Saya selalu iri dengan blog-blog yang begitu jujur. Benar-benar bercerita tentang kehidupan pribadi. Beberapa blog yang saya masukan kategori jujur adalah blog Mbak Ririn dan Fanny Sudarti. Keduanya punya perbedaan usia. Mbak Ririn sekitar 8 tahun di atas usia saya. Dulu saya mengenalnya dari dunia maya juga, hingga akhirnya kami berteman baik seperti keluarga lama dari kampung. Sebagai anak ajensi sejati, ritme kerja beliau sangatlah waw. Membaca blog Mbak Ririn serasa hidup di dalam dirinya langsung, yang memiliki rutinitas180 derajat berbeda dari saya. 

Fanny Sudarti mungkin lain lagi. Dia seumuran dengan saya. Sering ngepost berbagai video musik yang menarik. Terakhir dia ngepost tentang perdebatannya di fesbuk dengan orang-orang pro Lady Gaga-dibatalin. Lucu. Hahaha... Fanny tipikal perempuan sarkas yang cerdas. *sok teuuu*

Malem ini pun saya berkunjung ke blog Mbak Ririn. Sekedar mencari pencerahan. Hahaha. Si pacar juga mulai protes kenapa saya jarang ngeblog lagi. FYI, blog ini yang katanya bikin dia naksir saya. Oh men, gaswat kalau sekarang dia ngga naksir saya lagi, gara-gara jarang posting. +__+

Tapi nulis itu susaaaaah... Apa saya yang kurang jujur ya? 

Jumat, 11 Mei 2012

Bukan Tulisan Perjalanan atau Semacamnya

Sebulan ini saya lumayan dijejali bacaan-bacaan yang jauh dari perihal traveling. Pertama, saya memborong buku-buku tentang branding dan marketing. Bukan, bukan saya mau bikin personal branding yang gimana-gimana gitu ya, saya sih udah mentok dengan branding "Pipi Bakpau". Cuman memang saya merasa bosan ketika berkunjung ke Gramedia, selalu menyambangi rak-rak travel book atau majalah saja. Hari itu saya putuskan untuk tidak mendekat ke arena tersebut. Dan memang, akhir-akhir ini saya sedang hobi 'memperhatikan' branding orang lain yang tidak saya kenal secara langsung sih. 

Iya, iya, I'm a great stalker. :))

Kedua, sebulan lalu hampir setiap hari saya dikirimin tautan web yang membahas investasi. Awalnya saya enggan membaca, dan ngga ngerti pula apa itu reksa dana dan dana-dana lainnya. Tapi si pengirim tadi terus sabar dan keukeuh, ngebagiin ribuan link lainnya, yang mungkin lebih mudah dipahami. Pelan-pelan semua yang ia kirimkan, saya simpan lalu saya baca juga. Tulisan yang enak memang menjamin betahnya seorang pembaca. Saya nyantol di sebuah blog milik alumnus ITS yang sedang mengais rejeki di Jakarta. Saya, si freelance travel writer ini, sedikit banyak mulai (mau) memahami, bahwa manajemen keuangan pribadi itu penting. 

Dulu saya mengira, bahwa bacaan macam gini ini hanya untuk mereka yang berpenghasilan tetap. Mungkin sebagian besar memang benar, tapi setelah dicari celahnya, para freelance yang kerja serabutan pun (hehehe) bisa menerapkan manajemen keuangan dengan baik. 

Awal tahun lalu, Mbak Ririn, seorang kakak yang baik hati dan pekerja keras, yang mengaku sebagai manajer freelancer se-Kemang sudah mewanti-wanti saya untuk mulai mengatur pendapatan dan pengeluaran secara profesional. Dia bilang, "jangan pikir asuransi itu tidak penting meskipun kamu freelancer." 

Dan betul, saya tidak terlalu ngeh untuk urusan finance seperti itu. Sejak menjabat sebagai pekerja lepas pada tengah 2010, baru awal Januari 2012 saya memutuskan untuk membuat NPWP. Haha! Saya membayar pajak, karena bagaimanapun pekerjaan saya banyak menggunakan fasilitas umum. Masa saya ngga berkontribusi? Masa mau enak-enak terus? Ini diluar adanya penyelewengan pajak di Indonesia raya lho ya. Yang penting sih niat baik dulu. 

Kembali pada blog-blog manajemen keuangan tadi. Jangan bayangkan mereka hanya menuntut pembacanya untuk: nabung - asuransi - investasi - putar lagi. No! Justru itu saya suka membacanya. Karena mereka juga menyuruh kita untuk menghadiahi diri sendiri. Kalo mau beli iPad terbaru, go on! Mau beli motor, silahkan! Ngidam makan di restoran Jepang yang mahal, cepetlah capcus ke sana! 

Lucu, karena awalnya saya pikir buku atau blog macam itu, hanya menyuruhku kita untuk menabung demi hari tua. Well, itu benar tentu saja! Nah, tapi apa iya hidup cuman buat nabung di hari tua saja? Memberikan hadiah atas kerja keras sendiri juga sah hukumnya. Gara-gara artikel itu juga, akhirnya kemarin saya putuskan untuk membeli gadget baru yang mendukung pekerjaan saya. Rasanya? Lega luar biasa, karena uang yang biasanya saya gunakan untuk membeli tiket entah kemana, bisa saya alokasikan untuk hal yang bertolak belakang. Ngga tau kenapa bisa kayak gitu efeknya, hehe...

Bacaan saya belum berhenti sampai disitu. Masih ada beberapa buku tentang bisnis yang harus saya selesaikan. Hehehe... Walaupun saya ngga tau pasti untuk apa saya membeli buku ini, tapi manajemen bisnis memang beneran seru dipelajari... Hm atau mungkin karena sudah mendarah daging dalam garis keluarga saya ya? :p


Keluar dari rutinitas itu memang menyenangkan dan benar-benar menyegarkan otak! :)