Jumat, 06 Juli 2012

Ritual

23
Alhamdulilllah, saya sudah segede ini :)
Wanna say BIG thanks... buat semuanya, keluarga, sanak saudara, handai taulan, sahabat dekat, teman-teman sejawat, para travelers yang keren-keren dan orang-orang yang belum saya kenal, yang sudah berbaik hati menelepon saya, mengirim pesan, ngewall facebook, dan sebagainya... Terima kasih untuk doa-doa yang sudah dengan tulus dipanjatkan. I really appreciate!!!

Saya sendiri menganggap umur dua puluh tiga adalah umur krisis. Yaaah, krisis segalanya. Mendadak saya ngga punya cita-cita, haha... lama-lama keliatan agak ngeblur gitu... Ngga tau lah... saya ambil positifnya saja... Paling ngga, saya ngga perlu ngoyo-ngoyo banget mengejar sesuatu... saya masih bisa belok kanan-kiri, ketemu si ini, ketemu si itu, ngerasain ini, ngerasain itu... Tapi saya sepenuhnya sadar kalo punya mimpi besar, tapi ngga kerja keras, itu namanya asbun- asal bunyi. Semoga akan mengalir dengan sendirinya, nanti...

So, selamat ulang tahun untuk saya, dan semuanya yang bertanggal lahir sama! Semoga hidup kita bermanfaat :)

24
Apalah yang harus saya ucapkan, selain terima kasih kepada Tuhan. Walaupun ibadah saya masih sangat ala kadarnya, tetapi Tuhan tidak mengurangi aliran rezeki pada saya berupa kesehatan ketika jauh dari rumah dan masakan Mamah, kuat melek saat dikejar deadline, teman-teman baik yang semakin banyak daaan sebagainya.

Terima kasih atas ulang tahun 'pertama' sebagai freelancer, atas banyaknya festival budaya di bulan Juli, atas kuis simPATI nonton Heri Poter, atas Rizki Bakti yang akhirnya mau bikin twitter, atas kabar baik yang mengatakan bahwa Perahu Kertas saya ternyata selama ini berada ditangan Navan di Jogja, atas traktiran Ayos Min Ho yang baru dapat proyekan dari bapaknya, atas munculnya seri #DikNarti berkebangsaan Pacitan, Lek Nurul yang lulus sidang dengan mata berbinar, Nuran yang datang dari Jerman dengan selamat walopun belum sungkem sama saya padahal sudah ngapelin pacarnya yang notabene tidur di kamar sebelah, Gifta yang telah dilancarkan urusan untuk kepergiannya kuliah di Korea, Ferzya yang sudah menginjakkan kaki di Jailolo Jainahe, Wana yang katanya mau syuting Prison Break Nusa Kambangan special edition, Mas Jeri yang mau ngasih Final Cut Pro, Mas Perdana Abdillah yang ngado duit di saat kantong saya kembang kempis, dan terakhir, terima kasih atas telepon Mamah tepat di hari ulang tahun saya, dan mengabarkan bahwa ada putra temannya yang 'minat' sama saya, umur 24 tahun kerja di Jakarta. Siap nikah.

*Petir menyambar, naga 3D melayang, Bibi Lung kembali pada pelukan Yoko Himasa*

Toloongg yaaa... tolong... buat kamu, kamu, kamu yang naksir sama saya, tolong... untuk segera menindaklanjuti ajang-semi-perjodohan ini!

*Ga santai*

Ah, sudahlah... Yang penting terima kasih atas doa kalian semua. Mungkin saya bukan Nikita Willy, yang ketika ulang tahun ke-17 diberi kado sebuah mobil seharga lebih dari 2 milyar. Tapi saya Dwi Putri Ratnasari, yang walaupun sudah menginjak 24 tahun sejak 5 Juli kemarin, tapi wajah saya masih tampak unyu.

*Digampar berjamaah*

25
Suatu hari, saat kakak saya baru menginjak usia 20 tahun, saya iseng bertanya, "Gimana rasanya umur 20?". Pertanyaan anak 15 tahun itu pun tak digubris oleh kakak saya. Kabarnya, kemarin pun saya telah menginjak usia 25. Dan rasanya memang biasa saja. Dua lima ya dua lima. Seperempat abad. Tidak ada perasaan spesial atau apa. Tidak ada pengharapan yang berlebihan. Mungkin itu pula yang dirasakan kakak saya ketika mendengar pertanyaan tersebut.

Beda lagi kalau kita bertanya tentang perubahan. Iseng-iseng, melihat postingan tentang ulang tahun di blog ini. Kebetulan ada dua. Karena ternyata saya mulai ngeblog saat menjelang usia 23. See, ini dramatis sekali, karena rupanya setahun lalu, kadar mbanyol saya masih di atas rata-rata. Ya bukan berarti sekarang saya selalu serius menghadapi apapun. Tapi semakin ke arah sini, semakin banyak yang saya pikirin ketika mau melakukan sesuatu.

Ah, masa iya Put :3

Tuh kan, even saya sendiri ngga yakin apa yang sudah saya lakukan sepanjang usia segede ini. Haha! Tapi kembali, saya bersyukur menjelang umur 25 ini, banyak hal yang menampar wajah saya. Slap! Slap! Slap! Ini adalah tahun kompromi, di mana saya dituntut untut menjadi putri yang bijaksana, adik yang sabar, pacar yang pengertian, sahabat yang selalu mengingatkan, partner yang visioner, dan anak kos yang mengurangi jam pulang malam. Menjelang 25, jujur saya banyak mencoba hal-hal di atas. Pada kasus-kasus tertentu pun saya ngga nyangka, akan mengalaminya di tahun ini.

Tapi, kembali, sepertinya udah saatnya aja sih ya. 25 adalah usia kompromi. Dalam banyak hal.

Lah kok jadi postingan galau sih! Wes ah, buyarrr :))

Dan setiap mengulang hari lahir, saya selalu posting foto ini, the birthday girl :)