Kamis, 03 Maret 2011

Dear Japan


Bicara tentang dokumentasi perjalanan sekarang ini rasanya kurang afdol kalau ngga menyinggung tentang travel video, yang menurut saya memang lagi nge-trend. Mungkin sudah banyak para pejalan yang selalu merekam gambar bergerak, namun akhir-akhir ini saya banyak menemukan travel video yang tidak sekedar haha-hihi narsis, pamer tempat bagus hingga pantai yang eksotis.

Mungkin ini juga berpengaruh dengan perkembangan teknologi ya. Sekarang kamera pocket yang kecilnya segitu saja sudah banyak yang dilengkapi fitur video full HD. Saya sebenarnya masih awam dan tidak banyak tahu tentang piranti keras ataupun lunak yang biasa digunakan untuk membuat sebuah video menjadi menarik. Tapi rasa memang ngga pernah bohong. Walaupun saya seorang kroco dalam hal travel video, tapi dari sisi penikmat dan penonton, saya lumayan bisa memilih sebuah karya dokumentasi perjalanan yang luar biasa bagusnya.

Mari saya perkenalkan kepada Anda, para pecinta jalan-jalan, sebuah travel video yang terus-terusan berputar dalam ingatan saya beberapa bulan terakhir. Dear Japan yang dibuat duet oleh Nathan Miller dan Matthew Brown. Sesuai dengan judulnya, video ini diambil ketika Miller sedang melakukan perjalanan ke Jepang.

Saya menemukan video ini dari website Matador Network. Untuk yang belum familiar, Matador Network ini merupakan sebuah komunitas traveler dunia. Banyak hal yang bisa didapat dari sana yang berkaitan dengan dunia per-traveling-an. Suatu hari seorang cewe bernama Lindsay membuat sebuah postingan dalam blog Matador tentang 10 travel video ter-favorit versi pribadi. Iseng-iseng, semua rekomendasi dari Mbak Lindsay ini saya tonton satu per satu. Sampai akhirnya, saya jatuh hati pada Dear Japan.

Menurut saya, video ini menjadi keren karena dua hal. Nathan Miller, si traveler, tampaknya gemar mengambil footages yang tidak biasa. Bisa terlihat dari adanya hal-hal yang ’ngga penting’ dalam rekaman ini. Kura-kura, ikan koi, langkah sepatu pejalan, hingga kabel pemancar. Kalau melihat dalam versi mentah, mungkin saya juga akan berkomentar remeh, ”Apaan sih ini? Ngapain nyuting aspal jalan...”

Tapi setelah saya pikir, bukankah hal-hal aneh itu yang sering kita cari ketika melakukan perjalanan. I mean, bukan aneh yang gimana yaa, tapi lebih pada something new. Kayak turis Inggris yang seneng sekali ngeliatin dan trekking melintasi persawahan di Ubud. Sesuatu yang aneh buat kita sebagai penduduk lokal yang sudah sehari-hari melihat sawah. Mungkin hal-hal seperti itu juga yang sedang berusaha didokumentasikan oleh Miller selama dia berada di Jepang.

Di balik ketidakjelasan itu, tampaknya Miller ini cukup beruntung karena berhasil merekam momen-momen yang tak terduga. Misalknya pada menit ke 01:06, 01:33, 02:31, dan favorit saya ada pada menit 02:54.

”Arrggh... kok bisa ada anak cewe lari-lari di situ pas banget kereta mulai jalan!” Histeria yang ngga penting ya? :D

Hal yang kedua adalah tentang si editornya, Matthew Brown. Dengan footages mentah, yang kadang ngga jelas seperti itu, saya ngga bisa membayangkan bagaimana ruwet kerja otaknya. Yang jelas dia pasti seorang yang penyabar. Karena di sini dia kudu bekerja dobel. I mean, selain mengedit puluhan atau ratusan gambar, tentu dia harus memikirkan backsound yang sesuai, dan memadupadankan kedua hal tersebut. Jujur saja, suara spooky pada detik-detik awal merupakan hal yang menarik saya untuk melihat video ini hingga habis. Si editor meminjam Empty Room karya Zack Hemsey, yang juga menggarap soundtrack untuk film Inception. Lagu ini sangat cocok untuk gaya seorang Brown, yang sering bermain kecepatan ketika mengedit sebuah video. Lihat saja karya-karyanya yang lain dengan pattern serupa.

At least, video dreamy feel ini, berhasil membuat saya pengen traveling ke Jepang someday. Sementara mengumpulkan uang, ada baiknya saya belajar dulu, how to make an interesting travel video ya... Oh iya, tolong jangan tanya sudah berapa kali saya menonton Dear Japan...

:)

To watch Dear Japan and another great job of Matthew Brown on Vimeo, please click this link.

3 komentar: