When traveling meets drawing.
Setiap media dokumentasi perjalanan selalu memiliki cara penyampaian yang unik bagi peminatnya. Entah berupa tulisan, foto, video ataupun ilustrasi. Tak ada batasan untuk terus mengembangkan setiap bentuk dokumentasi tersebut, dan hanya kreativitas yang bisa menjadi penawar akan kejenuhan dalam proses pembuatannya. Hifatlobrain Travel Institute bersama c2o Library berusaha mengeksekusi opsi terakhir; mengawinkan traveling dengan drawing. Proyek ini bukanlah hal pertama yang pernah dilakukan di dunia. Tengok saja karya menakjubkan dari Tokyo By Foot dan They Draw and Travel, di mana impresi sebuah destinasi bisa digoreskan secara liar dalam media ilustrasi.
Kami mengundang seorang traveler untuk tinggal di Surabaya selama satu bulan dan bersama-sama mengerjakan proyek kreatif ini. Setelah melewati berbagai audisi dan pertimbangan, pilihan jatuh pada seorang gadis kalem berparas ayu dari Jakarta, Herajeng Gustiayu. Mantan mahasiswi Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan Bandung ini dikenal sering malang melintang traveling di seputar Asia Tenggara. Selain memiliki blog yang begitu informatif di backpacker-notes.blogspot.com, Mbak Ajeng, panggilan akrabnya, ternyata juga gemar menggambar ilustrasi watercolor. Sebuah perpaduan sempurna untuk ambil bagian dalam proyek yang kami sebut Traveler in Residence ini.
Traveler in Residence akan menghasilkan satu seri ilustrasi watercolor tentang Surabaya, yang akan dikembangkan menjadi sebuah travel guide dengan konten travel essential seperti how to get there, where to stay, where to eat. Namun kami juga akan memadukan insight dan in-depth-article yang tak kalah menarik. Seperti gerakan kreatif anak muda, produk fashion lokal, dan pertumbuhan eco-tourism di Surabaya. Semoga saja di bulan penuh hujan ini pun ada jadwal pertandingan sepak bola di Stadion Tambaksari. Besar keinginan kami untuk dapat mengajak Mbak Ajeng menyaksikan dan merasakan keriuhan supporter yang kerap berpakaian hijau dan akrab disebut sebagai bonek.
Terhitung tanggal 5 Desember 2011 kemarin, Mbak Ajeng telah menginjakkan kaki di Surabaya. 30 hari mungkin waktu yang singkat untuk menghabiskan Surabaya secara keseluruhan, tapi kami tetap berharap proyek ini dapat diselesaikan dengan maksimal. Lebih lagi, Traveler in Residence ini sebenarnya kami tujukan untuk menjadi virus bagi para pejalan lain agar tak lelah berinovasi dalam mendokumentasikan perjalanannya.
Oke, doakan program bulan ini beserta pameran pada Maret 2012 berjalan dengan lancar yes! :)
PS:
Illustrating courtesy of Herajeng Gustiayu.
Update Traveler in Residence on travelerinresidence.wordpress.com.
iki mantep tenanan mbakyu!
BalasHapus