Rabu, 22 Desember 2010

Terbang Naik Becak

Ini adalah potongan percakapan saya ketika menelepon Mas April. Sahabat kakak saya itu kebetulan memiliki usaha travel agent di Surabaya. Akhir-akhir ini saya sering menggunakan jasanya, walaupun pada akhirnya saya ngga pernah membeli tiket apa-apa dari dia, yang ada saya cuman curhat-curhat gitu kalau ngga dapet tiket kereta dan harus membeli tiket pesawat yang mahalnya berkali-kali lipat. Hehe... Just curhating.

Sore ini, saya mengantar Ibu sahabat saya ketika masa kuliah, membereskan kosannya. Setelah packing ini itu selama dua hari, tadi saya mengantar Ibu Bontang ke stasiun, karena beliau akan melanjutkan perjalanan menuju Bandung, menemui si sahabat saya tadi yang baru keterima kerja di sana. Perjalanan menuju stasiun sangat meriah karena HUJAN derasss... ditambah lagi tiket kereta yang kita cari udah abisss... Lalu saya berinisiatif untuk mencarikan tiket pesawat, si Ibu Bontang tidak keberatan. Tring! Saatnya menghubungi Mas April.

Saya: "Halo, Mas April ya?"
Suara cowok 1: "Iya, ini sapa?"
Saya: "Putri, mas. Adiknya Dana."

Suara cowok 1: "Siapa?"
Saya: (Mengeraskan suara, balapan dengan suara hujan) "PUTRI, Mas.. ini pake nomer temen..."

Suara cowok 1: "Oh sebentar ya..."


Suara cowok 2: "Halo.."
Saya: "Halo, Mas April?"

Suara cowok 2: "Ya... ini siapa?"

Saya: "Ini Putri, Mas! Adiknya Dana, Perdana..."

Suara cowok 2: "Ohhh... ono opo, Put?"

Saya: "Mas, aku mo nanya penerbangan ke Bandung hari ini dari Surabaya."

Suara cowok 2: "Wah... ndak ada..."
Saya: "Hah? Kok ngga ada?"

Suara cowok 2: "Iya.."
Saya: "Ha? Kok ngga ada?" (saya ulangi lagi)

Suara cowok 2: "Iya. Ngga ada."
Saya: "Ini Mas April kan ya?"

Suara cowok 2: "Iya."

Saya: "Masa ngga ada penerbangan ke Bandung mas?"

Suara cowok 2: "Semua penerbangan ke Bandung sudah diganti pake becak."


Saya: "..."


Sedetik dua detik. Saya baru nyadar bahwa suara cowok 2 dimainkan oleh kakak kandung saya sendiri. Mas April lagi pulang kampung ke Jember, dan kebetulan saat itu kakak saya main ke rumahnya. Hodemm! Saya ngamuk-ngamuk, sementara makhluk di balik telepon ngakak-ngakak puas.

Aaaanyway, Abang... Lensa bekas yang kubeli dengan mengemis padamu sudah datang sore tadi setelah kau menjahiliku. Jadi kau kumaafkan! Heheee... Tolong uangmu itu diikhlaskan saja, jangan ditagih ya.. Many thanks :)

- 18 februari 1990 me and the only brother i have -
Di sini muka saya sudah seperti adik yang teraniaya kan ya?

5 komentar:

  1. saya iri padamu yang punya kakak :(
    dulu ibu saia keguguran..

    BalasHapus
  2. sorry to hear that...
    ibuku juga pernah keguguran :(

    eh, enw, katanya kmu mo ke sby?

    BalasHapus
  3. sorry to hear that juga mba,

    yap, kemungkinan minggu depan slasa/rabu, mungkin ama ferzya juga, paling cuma dua hari..

    BalasHapus