Seperti biasa, selepas sholat Subuh pukul 5 pagi, saya selalu membuka jendela-jendela kamar. Tentu saja karena udara pagi sangat segar dan terasa sejuk saat dihirup. Beberapa hari ini angin kencang memang sedang melanda Surabaya, kecepatannya, menurut berita sih 40-45 km/jam. Tak tahu pastinya, tapi cukup membuat pohon turi di halaman rumah bergoyang menyeramkan.
Pagi ini, sembari menikmati angin dingin yang masuk, saya kembali merapatkan selimut. Karena lokasi perumahan ini tak jauh dari kawasan mangrove Surabaya, sudah pasti tiap pagi rumah-rumah berpohon akan disambangi burung-burung kecil.
Saya susah memejamkan mata kembali. Tiba-tiba saja, saya rindu laut di pagi hari. Udara pagi ini mirip sekali dengan udara tepian laut saat fajar hampir menjelang. Terasa basah dan sepi. Suara dedaunan yang berderik kencang seakan-akan sama dengan suara hempasan ombak di bibir pantai. Lantas, ingatan saya melompat-lompat antara ke pantai Tanjung Bira di Sulawesi dan Dermaga Waingapu di Sumba Timur.
Saya sering membaca kicauan teman-teman yang hobi bepergian, tentang kerinduan akan suatu destinasi. Tapi saya tak pernah membayangkan bagaimana rasa sebenarnya kangen terhadap tempat, hingga pagi ini datang.
bagus. menarik
BalasHapus