Selasa, 28 Februari 2012

Dock


"Spot pacaran di Sumba yang enak di mana, Put?" Seorang teman bertanya pada saya, malam ketika saya mengantarnya menuju Stasiun Pasar Turi. 
Saya mikir agak lama, dan akhirnya tidak menjawab juga pertanyaan itu. Mungkin memang bagi saya tidak ada spot macem itu selama saya di Sumba. Lagian, definisi spot pacaran yang enak tuh bagaimana sih?
Selama di Sumba Timur, saya cukup sering menghabiskan waktu di Dermaga Lama. Dermaga Sejuta Umat, saya menambahkannya demikian ketika pertama kali bertandang. Di sini memang banyak orang berjejer menghabiskan waktu kala fajar dan senja datang. Ada yang berolahraga, memancing, mengajak kudanya jalan-jalan atau sekedar duduk-duduk santai. 
Dermaga ini memang tidak terlalu bagus. Lagian ini toh hanya sebuah dermaga lama, di mana dermaga baru kemungkinan fasilitasnya lebih memadai. 
Tapi tempat-tak-eksotik ini saya putuskan untuk menjadi tempat tongkrongan paling enak. Duduklah sore-sore di tepiannya, siapkann sekaleng Soya Bean Naraya, dan seperangkat pemutar musik. Pasang headphone di telinga, lalu mainkan To Build Home-nya Cinematic Orchestra keras-keras. Repeat again.

1 komentar:

  1. nyam nyam, saya udah ngebayangin romantisnya dermaga di sore hari. sumba. aaaaah.

    lebih romantis naik kuda sumba berdua. mimpi siang bolong. mana bisa kuda sumba yang liar itu dinaikin. ahahahaha :)

    ditunggu lah mba catper mu ttg sumba (especially pasola)

    BalasHapus