-Albert Einstein-
Seperti bermain puzzle, Homeland sebenarnya tak lebih dari sebuah eksekusi ide-ide liar dari enam otak yang disusun untuk melengkapi pola yang satu dengan lain. Kami mengerjakan proyek suka-suka ini dengan sepenuh hati dan konsep yang matang demi memenuhi rasa penasaran dan kepuasan pribadi. Apalagi video ini memang tidak pernah direncanakan untuk berdurasi panjang. Hanya 1 menit 38 detik, dengan lama pengerjaan hampir 1 bulan.
Segala detil Homeland dipersiapkan dengan begitu maksimal, walaupun pada akhirnya video ini masih jauh dari kata sempurna. Tapi kami ingin Homeland bisa menjadi racun, terutama untuk penikmat travel documentary, agar terus berkarya dan kreatif dalam merekam berbagai keindahan Indonesia dalam bentuk apa saja.
Saya pribadi berterima kasih atas segala apresiasi yang ditujukan untuk Homeland. Belasan ribu angka yang tercatat telah menonton video ini, bagi saya, hanyalah sebuah bonus. Akan sangat menyenangkan bila ternyata Homeland bisa menginspirasi teman-teman sekalian untuk lebih mencintai Indonesia. Ohoo... saya ngomong terlalu berlebihan sepertinya ya? Tapi, serius, yang lebih penting dari angka-angka tersebut adalah kontinuitas untuk berkarya lebih baik lagi dan lagi.
Terima kasih untuk semua yang sudah menonton. Terima kasih untuk kalian semua yang mengizinkan saya terlibat dalam Homeland; Hifatlobrain Travel Institute, Ayos Purwoaji, Lukki Sumarjo, Giri Prasetyo, Samuel Respati, Jeri Kusuma beserta teman-teman lain yang mendukung penggarapan proyek abal-abal ini.
:)
:)
i lope u pull kaka kaka haepelbe :)
BalasHapusIcik icik ehem!
BalasHapusini berkat doa tante tolly yg sesuatu banget!
BalasHapusapik jeng! meskipun durasinya malah lebih pendek dari behind the scene, tapi yes, inspiring :D.
BalasHapusjadi pertanyaannya adalah: sampeyan menikmati travelingnya atau bikin film ttg travelingnya? :)
Keren banget, mbak. Aku malah tahu blog ini waktu di Jogja. Temanku kasih tunjuk videonya juga.
BalasHapusAKu juga suka travel dan kalau jalan2 bareng teman-teman fotografi. Tapi kami tidak pernah berfikiran mendokumentasikan dengan cara ini. Teman-teman saya cuma landscaper.
ajari teknis dan idenya ya mbak.
Salam dari Jember. Ajeng.