Leaving my-very-happy second trimester and start counting the days! Seminggu lagi sudah resmi membawa janin ini selama 8 bulan di dalam rahim. Artinya, kurang lebih tinggal dua bulan saja sebelum bear-benar mendengar suara rengekan si bayi.
Sejauh ini saya disibukkan dengan proses pindahan dokter. Setelah berembug panjang lebar dengan suami dengan mempertimbangkan permintaan kedua belah pihak orang tua, akhirnya kami memutuskan InsyaAllah akan menjalani persalinan di kampung halaman saya, Jember.
Karena selama 7 bulan awal, saya dan suami tak pernah mengira perubahan ini, otomatis saya agak kelabakan mencari dokter dan rumah sakit di Jember yang paling sreg dengan keinginan hati. Apalagi selama di Surabaya pun saya tak pernah berganti dokter kandungan saking sudah nyamannya sedari awal.
Rupanya keluar dari zona nyaman memang tak pernah gampang. Terbukti saya jadi gampang kepikiran ini itu selama hampir sebulan, susah tidur juga (walaupun mostly karena perut saya sudah membesar), dan menjadi sangat tidak stabil. Perubahan ini tampak sangat sederhana dan mudah dilakukan di mata orang lain, tapi sebagai calon ibu, wajar kalau saya mempunyai keinginan pribadi bila menyangkut jabang bayi saya sendiri. Melakukan transfer dokter bagi saya berarti sudah siap menghadapi perbedaan 'tangan', sikap dan mungkin juga keilmuan. Well, sekali lagi, manusia hanya berencana saja. Apapun itu semoga membawa kebaikan untuk keluarga kecil kami. Alhamdulillah, segala 'drama' ini sudah berhasil kami lewati dengan lapang dada.
Saya juga sudah mulai berbelanja ini itu untuk keperluan sang bayi. Lumayan untuk mood booster. Namun, hal yang menyenangkan ini akan berubah menyeramkan sesampainya di meja kasir. Hahaha... Kebutuhan si mungil jaman sekarang memang macam-macam ya, lucu-lucu lagi, sebagai orang tua harusnya memang pandai-pandai mengontrol keinginan pribadi. Yang dibeli harusnya yang butuh saja. Sejauh ini sih seperti itu, entah nanti kalau bayinya sudah lahir. :p
Memasuki trimester akhir, bukan persoalan belanja keperluan bayi melulu ya. Justru saya berusaha mengisi otak dengan artikel-artikel yang bermanfaat untung menghadapi persalinan. Berjam-jam di depan laptop, membaca ini itu. Lalu sedikit banyak mulai mempraktekkan senam hamil untuk kekuatan badan. Dan tentu saja, masih berlatih relaksasi dari Hypnobirthing hampir setiap hari.
Menjalani kehamilan sebesar ini dengan kondisi jauh dari suami, rupanya tak semudah bayangan saya. Di trimester awal dan kedua, semua tampak oke. Namun, hormonal imbalance semakin menjadi-jadi memasuki trimester akhir. Jadi lebih sering kangen si calon ayah, kepingin ditemenin belanja, jalan kaki pagi atau mencari makanan yang diidam-idamkan. Mungkin suami saya juga sudah bosan tiap kali saya nanya kapan dia bisa pulang. Saya pun kadang sudah bosan melihat kalender hampir tiap saat, dan melakukan kegiatan yang itu-itu saja.
Anyway, bayi saya sudah bisa apa saja di dalam rahim? Yang jelas, gerakannya makin luar biasa kencang. It's good, kata dokter. Bukti bahwa dia tumbuh sehat hingga menjadi aktif bermain di dalam kolam ketuban. Beratnya pun sudah melaju (cukup kencang), sehingga sekarang saya menjadi agak was-was tiap ingin melahap sesuatu. Sayangnya, keinginan untuk nyemil berbagai macam makanan ringan selalu datang hampir tiap saat. Kalau sudah seperti itu, biasanya saya langsung rebahan di kasur dan mensugesti diri agar tidur saja. Sembari berniat bahwa saya akan melahap semuanya tanpa mikir A, B, C begitu persalinan dilewati. :9